PELATIHAN MANAJEMEN PENGELOLAAN DATA STUNTING PADA DESA LOKUS STUNTING DI KOTA SUBULUSSALAM
Keywords:
pelatihan, manajemen data, stuntingAbstract
Kemampuan dalam proses pengelolaan data berupa pengumpul data dan manajemen data stunting pada daerah lokus stunting di Kota Subulussalam menentukan dalam menghasilkan informasi berkualitas yang digunakan untuk pengambilan keputusan di tingkat kecamatan, pusat atau jenjang yang lebih tinggi. kegiatn ini bertujuan mengetahui gambaran manajemen pengelolaan data pada daerah lokus stunting di Kota Subulussalam. Secara keseluruhan, ini membantu program pemerintah dalam hal menurunkan angka stunting di Kota Subulussalam. Selain hal itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bidan desa beserta kader kesehatan. Kegiatan di awali dengan memberikan pengetahuan terkait aplikasi khusus dalam mengumpulkan data stunting di daerah lokus stunting. Selanjutnya, dilakukan pelatihan manajemen data seperti entry data stunting. Hasil pengabdian didapatkan adanya peningkatan kemampuan bidan desan beserta kader Kesehatan dalam melakukan pengelolaan data stunting dengan tercatatnya data terbaru stunting pada system pengelolaan data stunting.
References
Astrini S, A. R. (2019). Samsualam. Implementasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmas di Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018. Jurnal Ilmu Kesehatan Diagnosis, 14(1), 91–97.
Edison, L. S. F. F. E. (2019). Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 8(3), 700–7.
Gallopin, G. (2013). A systems approach to sustainability and sustainable development Gilberto Gallopín Sustainable Development and Human Settlements Division. United Nations Publication.
Helmi. (2011). Analisis Proses Pelaksanaan SP2TP di Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh. Universitas Gadjah Mada.
Hui, K. (2011). Inisiatif Penguatan Sistem Informasi Kesehatan Indonesia: Peningkatan Data dan Efisiensi Kerja. Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan, 3(3), 12–13.
Kemenkes. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes. (2016). Permenkes No. 49 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Pengorganisasian Dinas Kesehatan Provinsi Dan Kabupaten/Kota. Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes. (2018). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Kemenkes.
Kemenkes. (2019). Permenkes No. 31 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Puskesmas. Kementerian Kesehatan RI.
Kota Subulussalam. (n.d.). Profil kota subulussalam. http://perkotaan.bpiw.pu.go.id/n/kota-otonom/62
Lestari ES, Jati SP, W. A. (2016). Evaluasi Sistem Informasi Kesehatan di Provinsi Jawa Tengah Dalam Rangka Penguatan Sistem Informasi Kesehatan Nasional. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 4(3), 222–31.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Santy, Damayati D, R. M. (2015). Gambaran Penerapan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Berbasis WEB di Puskesmas Kota Makassar Tahun 2015. Al-Sihah Public Heal Science Journal, 7(2), 193–202.
Scannapieco M, Missier P, B. C. (2005). Data Quality at a Glance. Datenbank- Spektrum, 14(4), 6–14.
Sutabri. (2012). Konsep Sistem Informasi. Andi.
UNICEF. (2013). Improving Child Nutrition The achievable imperative for global progress. https://data.unicef.org/resources/improving-child-nutrition-the-achievable-imperative-for-global-progress/
Zulfah, A. (2018). Evaluasi kinerja sistem informasi kesehatan pendukung komunikasi data di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bogor. Universitas Indonesia.